Puisi by : Noval Umar Salim
Deskripsi : Puisi menekankan bahwa harapan dan impian adalah Harapan yang harus dijaga, dirawat, dan dikejar dengan keberanian serta kesabaran.
Luka Negeri
Debu berterbangan di jalanan desa
mata yang letih menatap atap genteng
dan tangan-tangan yang menuntut angin
agar menampung jerit yang tak terdengar
Pasar sepi langkah berat
suara yang patah di bibir orang tua
menjadi gema di antara pohon mangga
di tepi sungai yang berliku-liku
Di antara batu dan sawah yang kering
seperti anak-anak berlari
menolak jatuh oleh terluka
Langkah-langkah mengguncang
angin melintas membawa rahasia
dari rumah-rumah
ke lapangan tempat suara menunggu
Hujan tipis jatuh di atap seng
membasahi wajah yang menoleh ke langit
dan hati yang menahan getar
menemukan harapan di celah tanah
Di jalan panjang dan ramai
doa diterbangkan di atas sungai
menembus debu dan pasir
hingga langitpun mendengar
Tangis menyatu dengan bisikan gersang
setiap luka menjadi janji
yang tertanam di pohon jati tua
di halaman rumah yang terbengkalai
Kota berderu dengan riak langkah
tetapi jiwa tetap berjalan
mencari celah-celah
di sela reruntuhan yang tersisa
Dan akhirnya mata yang lelah
akan menemukan sinar yang setia
di balik langit yang berat
di atas tanah yang tak pernah tersentuh.
Menuju Bintang
Mata menatap jauh
hati menahan ragu
tangan menggenggam sisa asa
Di tepi sungai yang berliku
mimpi tumbuh perlahan
seperti bunga menanti hujan
Gunung-gunung jauh menantang
jalan berliku memanggil keberanian
setiap batu menjadi saksi
Suara riuh kota
menjadi gema di telinga
mendorong jiwa untuk percaya
Malam yang panjang
menabur Kesunyian
tetapi keyakinan tetap hidup
Rintik hujan membasahi daun
hati yang haus akan arti
setiap tetes menjadi janji
Di persimpangan waktu
pilihan menuntun pada tekad
meski rintangan mencoba menahan
Sungai terus mengalir
menjadi cermin bagi yang mencari
bahwa setiap jatuh adalah pelajaran
Di pagi yang tenang
mata yang lelah menatap bintang
menyadari mimpi adalah cahaya yang harus dijaga
