Puisi : Air Mata by: KIMO

Puisi : Air Mata by: KIMO


Ada ruang didalam hati
yang tak bisa dijangkau oleh kata,
tempat sunyi bersarang,
dan rindu tak henti meradang.

Malam bukan hanya sekadar gelap,
ia memelukku dengan erat,
membisikkan tentang yang hilang,
yang tak sempat aku jaga,

Aku belajar untuk tidak bersuara,
Hingga terkadang tangis pun takut keluar,
takut didengar dunia yang tak peduli,
takut dianggap lemah padahal sedang bertahan.

Air mata itu datang diam-diam,
tak bertanya, tak mengetuk,
seperti hujan setelah kemarau,
pelan, lalu deras.

Setiap tetesnya adalah puisi,
menyanyikan luka dalam irama lirih,
tentang cinta yang hanya satu arah,
tentang harapan yang mekar lalu gugur,
tentang janji-janji yang berubah sunyi.

Oh air mata
kau adalah nyanyian jiwa yang remuk,
kau jatuh bukan karena kalah,
tapi karena terlalu lama kuat dalam diam.

Kau basuh pipi yang memucat,
kau hapus debu di hati yang kering,
dan meski dunia tak pernah mengerti,
kau tetap setia menemani 

Tapi aku tahu,
bahwa darimu akan tumbuh Semangat,
dari perihmu akan muncul pelangi,
karena air matamu yang pahit,
adalah jalan menuju kesembuhan.

Jadi biarkan aku menangis malam ini,
sebab esok barangkali,
aku bisa tersenyum bukan karena luka yang hilang,
tapi karena aku telah sanggup memeluknya,
dan tetap bertahan.